Selasa, 14 Juli 2009

ANTREAN DAN JOKI ANTRE..

Jum’at minggu lalu saya pergi menabung di BCA di sebuah gedung perkantoran didaerah Karet, Jakarta Pusat. Di pintu masuk satpam menyapa dengan sapaan standar, antrean cukup panjang karena hari itu hari Jum’at. Hitung-hitung saya antrean yang ke Sepuluh dari antrean terdepan,.saya lihat Teller yang melayani nasabah ada 2 orang, jadi antrean bergerak maju sangat pelan kurang lebih 5 menit untuk satu orang antrean. Itu berarti saya akan dilayani oleh petugas Teller 50 menit lagi.. sabaar (saya bicara sendiri dalam hati). Tidak berapa lama kemudian antrean sudah berjumlah 16, hhhmm.. saya termasuk yang beruntung.

Disaat saya berada diurutan ke 6, pengantre terdepan ternyata seorang Joki antrean. Jadi ketika dia sudah berada diurutan terdepan dia digantikan oleh orang lain yang mungkin temannya/pemanfaat jasanya (dasar pemalas!.. atau mungkin orang itu tidak kuat berdiri lama sehingga diantrekan orang lain).

Sudah 30 menit berdiri saya masih diantrean ke 4, sabaar...

Ketika maju di antrean ke 3, kembali lagi pengantre terdepan digantikan lagi oleh orang lain alias ternyata dia juga seorang Joki antrean. Enak bener tuh orang, dengan kaki yang sudah mulai pegal rasanya iri dibuatnya. Kok bisa ya antrean dibongkar pasang seperti itu, atau jangan-jangan saya yang katro alias ketinggalan jaman.


Saya jadi terpikir, ini bisa dijadikan lahan bisnis baru, dari pada jadi Joki Three in One atau mengemis lebih baik membisniskan antrean alias jadi Joki antrean. Tinggal disepakati dengan kode/seragam khusus dengan tarif tertentu pasti ini menjadi lahan pekerjaan baru, toh selama ini juga Satpam tidak peduli dengan hal semacam ini.

Kalau diingat-ingat kembali, ternyata antrean di Bank jaman dulu jauh lebih manusiawi dari jaman sekarang. Ketika kecil, saya diajari menabung oleh ayah saya, waktu itu nasabah yang datang mengumpulkan buku tabungannya kepada petugas Bank dengan pengurutan dari siapa yang datang duluan. Untuk nasabah disediakan kursi empuk selama menunggu panggilan Teller. Mungkin karena buku tabungan harus diketik manual dan dicatat disebuah buku, sehingga perlu waktu yang cukup lama.

Seiring dengan era komputerisasi perbankkan kursi untuk nasabah ditiadakan dengan asumsi pelayanan berlangsung cepat.

Jaman terus berubah, untuk saat ini Joki antrean sudah dirasa perlu untuk Bank dengan pelayanan seperti cerita diatas (padahal saya sebel ngelihatnya), sambil nolongin wong cilik mencari Income.

Kembali keantrean semula, akhirnya saya sudah diantrean terdepan. Pas pada giliran saya maju ke Teller, saya harus mengalah dengan nasabah VIP yang tidak masuk dalam antrean. Sepertinya si VIP mendaftar melalui CSO kemudian nama ybs dipanggil oleh Teller yang seharusnya melayani saya yang sudah menunggu dan berdiri hampir 1 jam lamanya. Pegel plus dongkol jadinya.. (kali ini saya menggerutu)

2 komentar:

  1. Menarik juga story-nya P'Yoga !
    Untung P'Yoga ngak ketemu saya di BCA pada saat antri, karena saya juga sering mengalami hal yang serupa, akan tetapi masalahnya yang memakai joki itu saya sendiri, cuma joki ini tidak dibayar, maklumlah orang ngetop banyak ketemu teman-teman kantor yang lama, jadi sering bisa nitip antri. Kalau P'Yoga ketemu saya pada saat seperti itu, bisa-bisa saya disebelin habis dech ! Sabar Pak, sabar... !!! Kalau ketemu saya, Pak Yoga boleh koq titipin saya, biar orang belakang Pak Yoga yang sebelin Bapak aja, ha...ha...ha... !!!

    BalasHapus
  2. Lalu orang yang sebel pada nulis di blog... jadi rame dong bloggernya ha ha ha...
    Thx komennya..

    BalasHapus